Kita
sudah mafhum bahwa dalam sejarah bangsa Indonesia, sebelum diproklamirkan
berdirinya Negara Indonesia pada tahun 1945 bangsa Indonesia telah memiliki dua
kerajaan besar yang wilayah kekuasaannya meliputi wilayah Nusantara. Dua
kerajaan itu ialah Kedatuan Sriwijaya (abad ke-7) yang berpusat di Sumatra dan
Keprabuan Majapahit (abad ke-13 dan 14 ) yang berpusat di Jawa Timur.
Adalah
seorang patih yang sangat terkenal di Majapahit yang bernama Gajah Mada, ia
mempunyai cita cita yang sangat besar yang patut diteladani olah bangsa ini
dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Suatu
ketika setelah Jayanegara wafat pada tahun 1328, kemudian dibangun candinya di
Sila Petak dan di Bubat dengan perwujudan sebagai Wisnu. Sebagai penggantinya
adalah Bhre Kahuripan dengan gelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardani anak
perempuan Gayatri, istri muda Raden Wijaya, yaitu ayah Jayanegara.
Tribuwanatunggadewi
memerintah Majapahit dibantu oleh patih Gajah Mada, seorang patih yang gagah
berani dan besar sekali pengabdiannya kepada Majapahit. Gajah Mada berhasil
menumpas pemberontakan Sedeng dan diangkat menjadi Mangkubumi. Pada upacara
pelantikan Gajah Mada mengucapkan sumpah yang dikenal dengan Sumpah Palapa. Isi
Sumpah Palapa itu ialah bahwa ia (Gajah Mada) tidak akan merasakan palapa
(semacam garam atau rempah-rempah) sebelum seluruh wilayah Nusantara disatukan
dalam kekuasaan Majapahit. Daerah wilayah Majapahit meliputi 8 wilayah atau
disebut Hasta Mandala, yaitu:
Jawa, Andalas, Kalimantan, Malaka,
Sebelah timur Jawa dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Irian Barat.
Pada
tahun 1350 Tribuwanatunggadewi harus turun tahta karena ibunya, yaitu Gayatri
wafat. Penggantinya adalah putranya, yaitu Hayam Wuruk.
Hayam
Wuruk memerintah Majapahit tahun 1350-1389 dengan gelar Rajasanagara. Selama
pemerintahannya yang dibantu oleh Patih Gajah Mada, Majapahit berhasil mencapai
puncak kejayaannya. Pada masa ini Patih Gajah Mada berhasil mewujudkan Sumpah
Palapa yang telah diucapkannya. Setelah tahun 1343, Bali dikuasai kemudian
disusul Pagaruyung (Minangkabau) dan daerah-daerah lainnya. Seluruh wilayah
Nusantara berhasil dikuasai pemerintahan Majapahit. Oleh karena itu, Majapahit
disebut penyelamat negara kesatuan kedua di Indonesia setelah Sriwijaya.
Keberhasilan
Majapahit mempersatukan daerah-daerah di Nusantara ditunjang oleh kekuatan dan
ketangguhan armada lautnya. Lautan merupakan wilayah yang sangat penting dan
strategis karena sering digunakan sebagai jalur pelayaran dan perdagangan.
Majapahit sering juga disebut negara maritim. Selain itu, Majapahit pun dikenal
sebagai negara agraris. Rakyat hidup makmur dan sejahtera, cukup sandang dan
pangan serta papan. Kebutuhan hidup sehari-harinya terpenuhi terutama dari
hasil bercocok tanam.
Gajah
Mada yang dikenal sebagai negarawan ulung karena mampu mempersatukan seluruh
Wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit dikenal juga sebagai seorang
ahli hukum. Ia berhasil menyusun kitab hukum Kutaramanawa yang disusun
berdasarkan kitab Kutarasastra dan kitab hukum Hindu Manawasastra.
Kejayaan
Majapahit itu dilengkapi dengan kemajuan di bidang sastra. Pada tahun 1365 Empu
Prapanca berhasil menyusun Kitab Negarakertagama yang berisi sejarah Kerajaan
Singasari dan Majapahit. Kemudian Empu Tantular berhasil menyusun Kitab
Sutasoma dan Arjunawiwaha.
Pada
tahun 1364 Gajah Mada wafat. Namun, Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk
berhasil mempertahankan kejayaannya sampai is wafat tahun 1389. Kekuasaan
Majapahit kemudian diperintah oleh Wikramawardana, menantu Hayam Wuruk. Sejak
saat itulah Majapahit mengalami kemunduran. Perang saudara sering terjadi
sehingga melemahkan kedudukan pemerintahan. Gajah Mada tidak membentuk kader
penerus. Akibatnya, banyak daerah-daerah yang memisahkan diri dari kekuasaan
Majapahit. Hal itu menyebabkan kemunduran perdagangan dan kebudayaan Majapahit.
Dikutip
dari buku Sejarah Nasional Indonesia Masa Prasejarah sampai Proklamasi
Kemerdekaan, M.Junaedi Al Anshori

Tidak ada komentar:
Posting Komentar