Rasulullah Muhammad
SAW bersabda, “Shalatlah sebagaimana kalian melihatku menjalankannya.” (HR
Bukhari-Muslim)
Shalat adalah suatu
ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan tertentu
sesuai sarat dan rukun yang dimulai dengan Takbiratul Ihram dan disudahi dengan
Salam. Tata caranya adalah sesuai yang dituturkan oleh para Sahabat yang
melihat Rasulullah sewaktu sedang shalat.
Turun-temurun
hingga sekarang, maka begitulah kita dapat melihat orang-orang mendirikan
shalat. Demikian pula kita mendirikan shalat sesuai ajaran yang kita yakini
kesahihannya hingga saat ini.
Menurut sejarahnya,
perintah shalat diterima oleh Rasululah SAW ketika menunaikan Isra’ mi’raj.
Bahwa Nabi Muhammad naik menujuSidratul Muntaha dan bertemu secara langsung
(yaqodhoh) dengan Allah SWT. Pada saat inilah Rasulullah mendapat perintah
baginya beserta seluruh umat yang mempercayai keterutusannya, berupa shalat 50
kali sehari yang kemudian dikurangkan hingga lima kali.
Pewahyuannya yang
secara langsung ini menjadikan shalat diyakini oleh para ulama sebagai sebuah
ibadah yang memiliki keistimewaan-keistimewaan tertentu. Shalat adalah ibadah
yang pertama kali akan ditimbang kelak dihari pembalasan. Jika seorang hamba
baik shalatnya maka tentu menjadi baik pulalah seluruh amal perbuatannya.
Sebaliknya, jika seorang hamba jelek shalatnya, maka berarti buruk pulalah
seluruh hidupnya.
Tentu urusan baik
dan buruk ibadah shalat seseorang kemudian bukan hanya ditentukan oleh rajin
dan tidaknya ia pergi ke Masjid. Melainkan juga menghitung khusyuk ataukah
tidaknya, ikhlas atau pamernya seorang hamba ketika sedang menghadap Sang
Pencipta alam semesta ini setiap waktunya. Sebagaimana firman Allah, “Telah
beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu mereka yang khusyu’ dalam shalatnya.”
(QS. Al-Mu’minun, 23:1-2)
Bukan hanya di
akhirat Allah menjanjikan kebahagiaan bagi hambanya yang mendirikan shalat
dengan segenap jiwa dan raganya. Semenjak di dunia pun Allah telah memberi
kabar gembira kepada umat Islam bahwa “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman
dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi…” (QS. al-A’raf, 7:96)
Meskipun ketaqwaan
tidak dapat hanya diukur dari sisi lahiriah berupa shalat saja, namun shalat jelas-jelas
merupakan pintu masuk bagi setiap Muslim untuk memulai pengabdian kepada Allah
dan Rasulullah.
Syaifullah Amin
Artikel diposting
dari www.nu.or.id

Tidak ada komentar:
Posting Komentar